Selasa, 02 Desember 2025

Panggilan terakhir

Panggilan Terakhir

 

Segera setelah membayar ongkos ojek online yang saya tumpangi, saya mempercepat langkah dengan setengah berlari memasuki Stasiun Bandung. Sampai di depan pintu masuk, saya mengeluarkan HP dan menunjukkan boarding pass e-tiket kepada petugas sambil mendengar panggilan petugas stasiun tentang keberangkatan kereta yang akan saya naiki.


Saya pikir mungkin ini adalah panggilan terakhir untuk para penumpang yang masih berada di luar kereta. Saya semakin mempercepat langkah kaki, berharap belum terlambat untuk masuk ke dalam kereta. Nyaris saja saya hampir tertinggal; 2 menit setelah duduk di kursi, kereta pun berangkat.


Masih mencoba mengatur napas yang belum teratur akibat terburu-buru mengejar kereta, saya mengambil botol air mineral dari dalam tas. Setelah mengatur napas dengan baik, beberapa tegukan yang membasahi tenggorokan membuat saya mulai merasa lega sambil bersyukur masih sempat terselamatkan naik kereta di menit-menit terakhir.

 

Tidak berapa lama kemudian, saya memutuskan untuk menuju gerbong restorasi, berniat memesan makan siang ditemani segelas minuman hangat. Meskipun ada petugas yang berkeliling menawarkan makanan dan minuman, saya lebih memilih untuk makan di gerbong restorasi karena suasananya yang lebih nyaman.

 

Sambil menikmati makan siang dengan pemandangan yang terlihat dari kaca kereta, saya merenung tentang perjalanan hari ini. Sejatinya, saya tidak perlu tergesa-gesa mengejar kereta karena sejak awal sudah direncanakan waktu selesainya pelatihan dan jadwal kereta cukup jauh, sekitar 2-3 jam.


Biasanya, jadwal pelatihan berakhir sekitar jam 10.00, dimulai dengan upacara penutupan yang sudah dimulai sejak jam 08.00 pagi. Jadi, saya memperkirakan bahwa jadwal kereta jam 13.00 bisa saya tempuh dengan santai setelah acara penutupan. Namun, saya mulai bingung ketika jam sudah menunjukkan jam 11.00 dan acara belum juga ditutup, bahkan waktu sholat zuhur pun masih berlangsung.

 

Akhirnya, saya memutuskan untuk meninggalkan ruangan untuk sholat zuhur, sambil berharap setelah sholat acara sudah selesai dan saya bisa langsung menuju stasiun kereta. Namun, setelah sholat, acara masih belum selesai. Karena harus mengejar jadwal kereta, saya pamit dengan teman-teman dan meninggalkan acara yang mungkin sebentar lagi akan selesai.


Tidak terasa waktu berlalu. Lewat jendela kereta, saya melihat kereta sudah melewati Stasiun Cikampek. Saya bangkit dari tempat makan dan menelusuri gerbong kereta kembali ke tempat duduk saya. Di tempat duduk, saya kembali mempersiapkan barang yang saya bawa. Sambil menunggu kereta tiba di Stasiun Bekasi, saya mengeluarkan HP dan melihat berita terkini melalui media sosial.


Ketika sedang asyik menyelusuri dunia maya, terdengar pemberitahuan bahwa kereta akan tiba di Stasiun Bekasi. Saya pun bersiap-siap untuk turun.

Baru saja saya keluar dari kereta, terdengar panggilan azan dari mushola stasiun Bekasi. Sudah masuk waktu asar, gumam saya dalam hati. Panggilan itu terdengar syahdu, panggilan untuk jiwa-jiwa yang rindu dengan Tuhannya. Segera saya bergegas menuju mushola untuk memenuhi panggilan yang selalu dinanti setiap harinya oleh semua umat Islam, sambil berharap bahwa ini bukan panggilan terakhir dari-Nya.

Senin, 01 Desember 2025

Pindah domain

Beberapa menit yang lalu saya baru saja mencoba mengalihkan domain blog ini dari fauzan-haq.blogspot.com menjadi fauzanhaq.my.id. Dipandu oleh chatgpt dalam migrasi ke domain baru, akhirnya alamat blog ini resmi bergeser menjadi fauzanhaq.my.id

Kenapa .my.id bukan domain lain, ada dua alasan :

1. Domain ini yang paling murah 😄
2. Sebenarnya ini uji coba, untuk blog yang lain, jadi ini cara saya belajar bagaimana migrasi domain.

Karena dipandu langsung oleh chatgpt, prosesnya sangat mudah, hanya beberapa menit saja, yang agak lama proses sinkronisasi antara rumah web (tempat saya beli domain) dan blogger.com nya.

So , tidak ada perbedaan isi webnya, karena semua masih numpang di blogger.com, yang beda cuma alamat domainnya aja biar kelihatan keren (tidak menggunakan blogspot.com lagi).

Sabtu, 20 Juni 2020

GENERASI PEKA

Hai orang - orang yang beriman, penuhilah (responlah) seruan ALLAH dan seruan Rasul apabila Rosul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya ALLAH membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan (QS Al-Anfal aayat 24 ). 

Setiap manusia pasti selalu menginginkan kehidupan yang baik, apakah itu kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat, ini dapat dilihat dari permintaan yang selalu kita ucapkan dalam doa - Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina azabannar -. Tetapi tentunya untuk meraih kebahagian hidup di dunia dan akhirat bukanlah tanpa usaha, ada syarat - syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat memperoleh keduanya. 

Dalam surat Al Anfal ayat 24 ALLAH memberikan salah satu jalan agar kebahagian yang ingin kita raih dapat terwujud. Dalam ayat tersebut ALLAH menyeru orang beriman agar dapat menjadi manusia yang responsif ( selalu dapat merespon ) setiap kali ALLAH dan Rasulnya memanggil. Panggilan ALLAH dan RAsulnya tentu dapat dipahami sebagai ketentuan - ketentuan yang ALLAH perintahkan melalui Rasulnya. Bagaiman sikap responsif yang harus kita tunjukkan agar kita termasuk ke dalam manusia yang tergolong sebagai manusia yang selalu peka dalam memenuhi setiap panggilan ALLAH dan Rasulnya ? 

Paling tidak ada tiga ciri yang mungkin bisa kita jadikan sebagai acuan bahwa kita termasuk manusia yang responsif terhadap panggilan ALLAH dan Rasulnya, yaitu :

1. Mampu menjawab berbagai tantangan 

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda 
Siapakah diantara kalian yang bepuasa hari ini ? Abu Bakar menjawab saya 
Rasulullah bertanya lagi, 
Siapakah diantara kalian yang mengiringi jenazah hari ini ? Abu Bakar menjawab saya 
Siapakah yang memberi makan fakir miskin pada hari ini ?, tanya Rasulullah pula Saya  jawab Abu Bakar 
Kemudian Rasulullah bersabda Tidaklah terkumpul perkara tersebut pada seorang hamba kecuali masuk surga ( HR Muslim ) 

Ketika Rasulullah mengajukan pertanyaan pertama Abu bakar ternyata mampu untuk menjawabnya, begitu pula ketika pertanyaan kedua dan ketiga diajukan. Dari sini dapat dilhat ternyata Abu bakar mampu menunjukkan bahwa Ia bisa menjadi orang yang sangat responsif dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan Nabi. 

Pelajaran terpenting yang bisa kita ambil adalah bahwa seorang muslim yang responsif adalah muslim yang mampu menjawab berbagai macam tantangan yang ada, dari contoh Abu bakar terlihat bahwa Abu bakar mampu menunjukkan dirinya sebagai orang yang mampu menunjukkan dirinya sebagai orang yang mampu untuk menjawab semua permasalahan yang ada. 

Permasalahan yang ada dalam diri umat islam memang tidak sedikit, baik yang berkenaan dengan masalah internal umat islam itu sendiri atau masalah - masalah yang eksternal yang berkenaan dengan umat di luar umat islam. Tetapi justru disinilah umat islam diuji, apakah kita sebagai umat mampu merespon/peka terhadap semua permasalahan yang ada dan kemudian secara berjamaah mampu untuk keluar dari semua masalah yang ada. 

2. Menjadi yang terdepan dalam menjawab tantangan 

Dalam sebuah hadis rosul menyebutkan bahwa beliau ditunjukkan sekelompok manusia yang bersama mereka ada 70.000 manusia yang akan masuk surga tanpa di hisab dan di azab. Ketika mendengar sabda rosul tersebut para sahabat kemudian memperbincangkan hal tersebut. Kemudian ketika rasulullah keluar untuk menemui para sahabat, Ukasyah bin Mihsan berdiri dan berkata : berdoalah kepada Allah semoga aku termasuk dari kalangan mereka. Rasulullah bersabda kamu termasuk dalam golongan mereka. Kemudian berdiri seorang lelaki lain lalu berkata : Berdoalah kepada Allah semoga aku termasuk golongan mereka, Rasulullah bersabda Ukasyah telah mendahului kamu supaya digolongkan dari kalangan mereka yang memasuki surga tanpa hisab. 

Hadis di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa jika kita ingin menjadi manusia yang peka terhadap panggilan Allah dan rasulnya maka kita harus selalu menunjukkan diri menjadi yang terdepan, apakah itu menyangkut masalah ibadah ataupun yang berkenaan dengan masalah sosial yang ada di masyarakat. Umat yang peka adalah umat yang selalu menjadi motor penggerak bagi orang lain, Ia selalu menjadi contoh/suri tauladan pihak lain dalam hal kebaikan. 

3. Mencari informasi berbagai tantangan yang ada 

Dalam surat AN-Naml dikisahkan suatu ketika nabi Sulaiman sedang melakukan pertemuan dengan semua pasukannya, dam ketika ia mendapati burung Hud - hud ternyata tidak hadir ia berjanji akan mengazabnya kecuali jika burung tersebut datang dengan alasan yang jelas. Tidak lama kemudian burung Hud-hud datang dengan membawa berita bahwa ia melihat sebuah kerajaan besar bernama sabaa yang dipimpin oleh seorang wanita, akan tetapi ia mendapati bahwa ratu dan kaumnya menyembah matahari. 

Dari kisah di atas dapat di ambil suatu pelajaran bahwa burung Hud-hud ternyata mempunyai kepekaan terhadap informasi yang penting, ia mendapati kenyataan bahwa masih ada negri yang melakukan kemusyrikan. Informasi penting ini kemudian oleh nabi Sulaiman dijadikan sebagai bahan untuk melakukan ekspedisi ketauhidan ke negri sabaa. Kemampuan mencari informasi adalah sesuatu yang sangat penting, ini dikarenakan opini publik banyak dikendalikan oleh kemampuan kita mengolah informasi. Jangan sampai kemudian karena kekurangan kita dalam menggarap informasi, nilai - nilai kebenaran yang selama ini diperjuangkan justru dianggap sebagai sesuatu yang bernilai salah karena pihak lain lebih pandai mengemas informasi yang harus disajikan daripada kita. 

Hal kedua yang terpenting menjadikan penelusuran informasi menjadi penting adalah menghindari keburukan atau kebatilan yang terjadi di suatu wilayah yang sulit terjangkau oleh informasi. Sedapat mungkin keburukan atau kebatilan tersebut dicegah atau paling tidak diminimalisir. Inilah kemudian yang menjadi alasan mengapa nabi Sulaiman kemudian membatalkan azabnya kepada burung Hud-hud, sebab informasi yang diberikan mampu membuat nilai kemusyrikan di negri sabaa tidak berkembang lebih jauh.